tag:blogger.com,1999:blog-11394269278537454182024-03-20T04:23:41.985+07:004 Pulo Gadung - Dukuh Atas 2Busway koridor 4Unknownnoreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-1139426927853745418.post-6714529789858866302008-01-29T20:00:00.000+07:002008-01-29T20:05:12.547+07:00Jika mau 'ngatur pasti bisa diatur dan teratur<p>Hari ini saya naik mobil karena ada urusan. Masuk Jalan Pramuka (dari bypass) jam 8.05. Jalur reguler ramai sekali, tapi mengalir terus.  Seorang petugas transjakarta menjaga putaran dekat halte BPKP, memakai kacamata hitam dan membawa tongkat bambu besar. Jadi jalur steril, mobil Mabes TNI saja sampe ngga berani menerobos. </p> <p>Jam 8.15 sampai ke putaran dekat halte Utan Kayu. Seorang petugas BLU preman (yang bawa radio HT) yang menjaga putaran, mempersilahkan 5-6 mobil masuk jalur busway setiap ada jeda antar bus transjakarta. <br />Jam 8.20 saya sudah sampai Matraman.</p> <p>Secara umum, sepertinya jalur reguler lebih lancar setelah sistem ini dijalankan sejak minggu lalu. Memang rada aneh sih, tapi itu kenyataannya. Sebelum putaran BPKP dijaga, perlu waktu lebih dari 15 menit bagi mobil pribadi yang sopan untuk sampai ke Matraman. <br />Tentu saja, dengan sistem ini mobil pribadi penerobos jalur bus jadi terpaksa ikut sopan dan tidak bisa secepat ketika dengan leluasa menerobos jalur dan merugikan kepentingan umum.</p> <p>Pengamatan terakhir, dalam 15 menit saya melewati Jalan Pramuka, ada 4-5 bus JTM yang lewat, sehingga hampir seluruh halte kosong dan penumpang tidak berdesakan dalam bus. <br />Diskresi untuk membiarkan 5-6 mobil masuk jalur bus juga tidak membuat jalur bus macet.</p> <p>Terima kasih kepada JTM dan petugas lapangan transjakarta. Semoga prestasi ini berkelanjutan. Sekarang saya sudah 100% pindah ke transjakarta. Hanya bawa mobil kalo ada keperluan khusus.</p> <p>daniel di suaratransjkarta</p> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1139426927853745418.post-88139859211472414742007-12-29T15:53:00.000+07:002007-12-30T06:16:22.010+07:00Denah rute koridor 4<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBR9PEHRMlDZGh9tCNm9eQi9aVS3dN_heYxcd6uKprwkqQ2i7HxuYXG5TpqQ6re7DcdwcGLRnAD8vkcoE6VO2J45SWFJtsyc8t2_wu0lxEp0UY9518ayfUkpOoe_IZM7zSayNVqJsZmqWS/s1600-h/koridor4.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBR9PEHRMlDZGh9tCNm9eQi9aVS3dN_heYxcd6uKprwkqQ2i7HxuYXG5TpqQ6re7DcdwcGLRnAD8vkcoE6VO2J45SWFJtsyc8t2_wu0lxEp0UY9518ayfUkpOoe_IZM7zSayNVqJsZmqWS/s400/koridor4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5149325665465957650" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Pulogadung - Dukuh Atas 2</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pulogadung</span><br />Pasar Pulogadung<br />TU Gas<br />Layur<br />Velodrome<br />Sunan Giri<br />UNJ<br />Pramuka LIA<br />Utan Kayu<br />Pasar Genjing<br /><span style="font-weight: bold;">Matraman 2</span><br />Manggarai<br />Pasar Rumput<br /><span style="font-weight: bold;">Halimun</span><br /><span style="font-weight: bold;">Dukuh Atas 2</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1139426927853745418.post-59615586690206770182007-11-01T05:02:00.000+07:002008-02-22T05:18:41.455+07:00Ruas-ruas mixed-traffic1. Jl Pramuka - underpass<br />2. Jl Matraman Dalam hingga Jl Proklamasi<br />3. Jl Tambak<br /><span id="fullpost"><br />Kebijakan yang memperbolehkan kendaraan umum melaju di busway Koridor I hingga VII menimbulkan pro-kontra. Sejumlah penumpang Transjakarta mengeluhkan dipakainya jalur tersebut oleh kendaraan umum, karena makin memperlambat perjalanan. Namun, tak sedikit pula penumpang yang tidak mempermasalahkan hal itu, sepanjang ketentuan tersebut tidak diberlakukan selamanya.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Kalau begini, namanya bukan busway lagi. Sudah tidak ada istimewanya lagi. Seharusnya, busway menjadi prioritas angkutan massal yang cepat, nyaman, aman. Tetapi nyatanya, sudah tidak cepat lagi karena terhalang kendaraan lain,"</span> ujar <span style="font-weight: bold;">Santo</span>, warga Tanjung Duren, Jakarta Barat, pelanggan bus Transjakarta Koridor III, Kalideres-Harmoni, Selasa (13/11) pagi.<br /><br />Menurut Santo, sebelum adanya kebijakan tersebut, busway sering diserobot kendaraan lain, padahal tidak ada izin dari petugas. <span style="font-style: italic;">"Itu saja sudah macet. Apa- lagi diperbolehkan. Biasanya, saya dari Harmoni ke Grogol hanya 30 menit, sekarang bisa mencapai satu jam,"</span> keluhnya.<br /><br />Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta diminta membatalkan kebijakan tersebut. <span style="font-style: italic;">"Yang perlu, tambah armada Koridor I-VII. Armada kurang, malah kendaraan umum bisa masuk jalur busway, makin semrawut," </span>ujarnya.<br /><br />Hal yang sama juga diungkapkan <span style="font-weight: bold;">Jaya</span>, warga Kalideres, Jakarta Barat. Menurutnya, diperbolehkannya kendaraan umum masuk busway, bukan solusi. Seharusnya, perbaiki infrastruktur, tambah feeder yang layak dan banyak.<br /><br />Lain halnya dengan <span style="font-weight: bold;">Dwi</span>, warga Grogol, Jakarta Barat, yang tidak mempersoalkan dipakainya jalur tersebut oleh kendaraan umum. Dwi, yang sehari-harinya bekerja di kawasan Gajah Mada, Jakarta Barat, menilai, kebijakan tersebut sangatlah fair, mengingat kondisi kemacetan di jalur arteri sangat parah.<br /><br />Ia mengusulkan, para pejabat Pemprov DKI Jakarta memberi teladan kepada warga. <span style="font-style: italic;">"Tinggalkan mobil pribadi di rumah, terus naik mobil dinas atau bus Transjakarta,"</span> usulnya.<br /><br />Sementara itu, pantauan SP di kawasan Cililitan, Cawang, dan Otista, Selasa pagi, menunjukkan bahwa kendaraan reguler masih lebih banyak melintas di jalur umum. Kendati begitu, kemacetan tetap terjadi di Jalan MT Haryono arah Cawang-Pancoran.<br /><br />Kendaraan pribadi dan umum yang melintas di busway tampak mengganggu perjalanan bus Transjakarta. Salah seorang calon penumpang, <span style="font-weight: bold;">Damayanti Retnoningsih</span>, membatalkan niatnya naik bus Transjakarta karena menilai sama saja dengan naik kendaraan umum lainnya.<br /><br />Pemberlakuan buka-tutup busway belum diketahui oleh semua pengguna jalan. Terkait hal tersebut, Kasat Lantas Polres Jakarta Pusat, Kompol <span style="font-weight: bold;">Slamet Asnan</span> mengakui, sosialisasi sudah dilakukan polisi, tapi supaya maksimal harus ada koordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bukan Solusi</span><br /><br />Pengamat transportasi <span style="font-weight: bold;">Harya Setyaka</span> dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), yang dihubungi SP, Senin, mengatakan, sistem buka tutup busway Koridor I-VII bagi angkutan selain Transjakarta, bukan solusi jangka pendek yang efektif untuk mengatasi kemacetan di Ibukota. <span style="font-style: italic;">"Buktinya, kemacetan masih saja terjadi. Persoalannya karena jumlah kendaraan pribadi lebih banyak menguasai ruas jalan, bukan karena busway merampok satu ruas jalan,"</span> katanya.<br /><br />Menurut Harya, solusi jangka pendek yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan jumlah petugas yang mengatur lalu lintas saat jam sibuk. <span style="font-style: italic;">"Mereka harus tegas menertibkan angkutan umum yang ngetem sembarangan juga parkir on street di sembarang tempat. Kalau ini berjalan, kemacetan akan berkurang,"</span> ujarnya.<br /><br />Upaya lain, membatasi penggunaan kendaraan pribadi dan menetapkan tarif parkir<span style="font-style: italic;"> on street</span> (badan jalan) yang mahal di dalam Kota Jakarta. Dengan demikian, pemilik kendaraan pribadi akan berpikir dua kali untuk menggunakan kendaraan pribadi, kecuali untuk kebutuhan mendesak.<br /><br />Ia menambahkan, secara teknis, kebijakan pembukaan busway untuk angkutan umum lainnya, bukan kendaraan pribadi pun tidak memungkinan.<span style="font-style: italic;"> "Problem akan muncul saat menaikkan dan menurunkan penumpang. Sebab, busway berada di jalur cepat. Bisa menimbulkan kemacetan baru, bahkan kecelakaan,"</span> kata Harya.<br /><br />Senada dengan itu, pengamat transportasi dari Institut Study Transportasi (Instran), <span style="font-weight: bold;">Darmaningtyas </span>mengatakan, kemacetan saat konstruksi busway sifatnya hanya sementara. Kenyataannya, tanpa membangun busway pun, jalanan di Jakarta sudah macet karena ruas jalan tidak sebanding dengan kendaraan. <span style="font-style: italic;">"Pembatasan kendaraan pribadi tak bisa ditunda lagi, salah satunya dengan mengefektifkan park and ride di ujung-ujung terminal busway yang berdekatan dengan daerah penyangga Jakarta atau kawasan permukiman,"</span> katanya.<br /><br />Hal itu untuk memudahkan pemilik kendaraan pribadi menitipkan kendaraannya dan beralih menggunakan Transjakarta. <span style="font-style: italic;">"Contohnya di Ragunan, setiap hari sekitar 200 mobil pribadi diparkir di sana, dan pemiliknya naik Tranjakarta untuk beraktivitas," </span>ujar Darmaningtyas<br /><br />Sementara itu, Kepala Di nas Perhubungan DKI Jakarta, <span style="font-weight: bold;">Nurrahcman</span>, Selasa, mengatakan, pembukaan jalur busway untuk umum malah mengurangi kinerja busway.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Saya sendiri kurang yakin mengenai keefektifan kebijakan tersebut. Namun, karena diperintahkan, saya akan tetap melaksanakannya. Setiap minggu akan ada evaluasi terhadap hal ini,"</span> ujarnya.<br /><br />Wakil Gubernur DKI Jakarta, <span style="font-weight: bold;">Prijanto </span>menambahkan, pembukaan busway Koridor I sampai VII hanya dilakukan pada saat tidak dilewati armada Transjakarta. <span style="font-style: italic;">"Kalau lajur kosong, silakan kendaraan lain diizinkan lewat. Tapi begitu ada armada Transjakarta, tetap harus jadi prioritas. Itu sudah jadi kesepakatan Muspida DKI,"</span> tandasnya. [Suara Pembaruan 13 Nopember 2007]</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1139426927853745418.post-65584119089916341462007-10-08T15:56:00.000+07:002007-12-30T15:58:50.695+07:00Tidak bisa ke Pulo Gadung?Pihak operator mengumumkan sejak hari minggu (7 Oktober) arah Pulogadung hanya bisa sampai ke Shelter TUGAS dan memutar kembali menuju Dukuh Atas. Pasalnya terminal Pulogadung dipenuhi bus Antarkota/Antarprovinsi yang bersiap mengangkut pemudik.<br />Untuk hari ini akan disesuaikan dengan keadaan, jika memungkinkan maka akan melalui shelter Pasar Pulo Gadung.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1139426927853745418.post-11977994145234994512007-09-15T16:00:00.000+07:002007-12-30T16:03:37.391+07:00Neneng Hasanah<span style="font-weight: bold;">Puasa di Balik Kemudi TransJakarta</span><br /><br />Namanya <span style="font-weight: bold;">Neneng Hasanah</span>. Pada hari-hari puasa seperti ini ia harus bersegera menyiapkan makanan sahur untuk anak-anaknya. Ia sendiri tak sempat menikmati makan sahurnya di rumah karena harus segera berangkat ke tempatnya bekerja.<br /><span id="fullpost"><br />Neneng, perempuan asli Depok itu segera menuju pool bus TransJakarta di kawasan Hek, Jakarta Timur. Setiap dinihari, pukul 03.15 WIB, dia meninggalkan rumah dan anak-anaknya menuju pool bus. Perempuan berwajah manis dengan bola mata besar itu merupakan satu dari puluhan pramudi bus TransJakarta busway koridor IV. Sehari-hari ia berada di balik kemudi yang cukup besar untuk ukuran seorang perempuan.<br /><br />Tapi, Neneng tak melewatkan kewajiban puasa pada bulan Ramadhan ini. <span style="font-style: italic;">''Saya makan sahur di pool. Semua pramudi makan sahur di pool,''</span> kata dia. Di rumah ia hanya sempat membangunkan puteri-puterinya untuk bersantap sahur, menemani sebentar dan kemudian berangkat kerja. Persiapan makan sahur di rumah pun menurut dia tidak repot. Jika tak sempat memasak, ia membeli makanan yang diinginkan anaknya.<span style="font-style: italic;"> ''Supaya anak-anak semangat, saya tanya dulu apa yang mereka inginkan untuk makan sahur.''</span><br /><br />Jam kerja tidak berubah. Neneng mengaku tak merasa berat menjalankan puasa dari balik kemudi. <span style="font-style: italic;">''Pekerjaan saya memang di balik stir ini,''</span> katanya. Dan ia mengaku amat menikmati pekerjaannya. Hanya bedanya, jika hari-hari biasa ia banyak minum maka pada saat puasa, seharian dia tidak minum.<br /><br />Neneng mengaku puasa kali ini dia lebih mudah menyiapkan makan sahur. '<span style="font-style: italic;">'Dulu sering telat dan harus selalu pasang alarm,'' </span>kata ibu tiga anak yang masih tampak belia itu. Sekarang, kata dia, setelah terbiasa bangun dinihari untuk berangkat kerja, maka tubuhnya secara otomatis menyesuaikan.<span style="font-style: italic;"> ''Pokoknya setiap jam 02.00 WIB, saya sudah pasti bangun. Tanpa pasang alarm sekalipun,''</span> kata dia. Neneng memang baru dua bulan menjadi pramudi TransJakarta. Sebelumnya selama lima tahun ia bekerja di perusahaan biro jasa.<br /><br />Neneng mengaku sebagai pramudi perempuan, perusahaan PT JTM memberikan perlakuan khusus. Pramudi perempuan hanya bekerja pada shift pagi. Jadi mereka mulai hadir di pool pukul 04.00 WIB dan selesai bertugas rata-rata pukul 13.30-14.00 WIB. Setelah itu Neneng kembali ke rumah. Dia masih sempat menyiapkan menu buka puasa untuk keluarganya sebelum istirahat.<br /><br /><span style="font-style: italic;">''Saya senang jadi pramudi. Apalagi jika bisa lolos membawa bus dari lalu lintas yang semrawut seperti di Jl Tambak dan Terminal Pulo Gadung. Rasanya seneng banget bisa lolos,'' </span>tambah perempuan yang mengaku bisa menyetir mobil sejak usia remaja. Menurut Neneng, menjadi pramudi busway butuh perhatian ekstra.<br /><br />Jalur busway sering diserobot kendaraan roda dua dan juga pejalan kaki yang menyeberang tidak pada tempatnya. '<span style="font-style: italic;">'Ini bus besar. Apalagi kalau banyak penumpang, bus tidak bisa direm mendadak.''</span> Sedangkan, sepeda motor dan penyeberang jalan kadang masuk jalur busway secara tiba-tiba. Karena itu, dia meminta perhatian pengguna jalan untuk menaati rambu karena bukan hanya pengendara motor atau pejalan kaki yang dirugikan tapi juga pengemudi. [tid] - <a href="http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=307094&kat_id=164">REPUBLIKA</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1139426927853745418.post-59228947719807341322007-08-06T16:05:00.000+07:002008-01-01T23:24:34.146+07:00Masalah di koridor 4-7<span><strong>Dishub Akan Bersikap Tegas terhadap Operator Penyedia Armada</strong></span><br /><br />Realisasi proyek bus transjakarta dengan jalur khusus atau busway lanjutan untuk Koridor IV, V, VI, dan VII mengkhawatirkan. Berpijak pengalaman koridor sebelumnya, terdapat berbagai hambatan yang tidak teratasi dengan baik.<br /><span id="fullpost"><br /><i>"Masalah yang paling utama, sesuai komitmen, adalah penyediaan armada bus transjakarta harus berbahan bakar gas. Padahal, suplai maupun kualitas bahan bakar gas masih menjadi persoalan pihak operator bus transjakarta,"</i> kata Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta <strong>Soetanto Soehodho</strong>, Jumat (11/8).<br /><br />Selanjutnya, hambatan itu terletak pada konsistensi penyediaan jumlah armada setiap koridor. Soetanto mengatakan, jangan sampai infrastruktur Koridor IV, V, VI, dan VII nanti selesai dibangun, tetapi kesiapan 203 bus yang dibutuhkan itu tersendat.<br />Berkaca pada Koridor II dan III dengan operator dari konsorsium Transbatavia yang memiliki kewajiban menyediakan 126 armada bus, tetapi hingga kini hanya tersedia 63 bus dan akhir bulan nanti diperkirakan bertambah lima armada bus lagi.<i> "Sebelum melangkah pada koridor berikutnya, seharusnya ada monitor dan evaluasi pada koridor yang sudah ada,"</i> kata Soetanto.<br /><br />Kelemahan pada ketersediaan armada bus disebabkan penunjukan anggota konsorsium yang terbatas pada perusahaan penyedia angkutan umum yang berimpitan dengan jalur bus transjakarta. Menurut Soetanto, ke depan perlu dibuka peluang bagi investor yang benar-benar mampu secara konsisten memenuhi kewajibannya.<br /><i>"Investor dari perusahaan taksi, misalnya. Perusahaan itu juga mungkin menjadi anggota konsorsium operator bus transjakarta,"</i> kata Soetanto.<br /><br />Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI <strong>Nurachman</strong> mengatakan, masalah ketersediaan armada bus transjakarta yang lambat pada Koridor II dan III memang sepenuhnya tanggung jawab anggota-anggota konsorsium.<i> "Dinas Perhubungan akan bersikap tegas dengan memberi batas waktu pemenuhan armada sebagai kewajiban anggota-anggota konsorsium,"</i> katanya.<br /><br />Saat ini ketersediaan bus transjakarta untuk Koridor I menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI. Untuk Koridor II dan III menjadi tanggung jawab konsorsium Transbatavia dengan anggota perusahaan Mayasari Bhakti, Metro Mini, PPD, dan Steady Safe.<br />Menurut Nurachman, hanya Mayasari Bhakti yang sudah memenuhi kewajibannya dalam menyediakan armada bus bagi Koridor II dan III. Ini akan disusul Metro Mini yang akan menyerahkan lima armada bus akhir bulan nanti.<br /><br />Sementara itu, juru bicara PT Kereta Api (KA) Daops I dan Divisi Jabotabek,<strong> Achmad Sujadi,</strong> mengatakan, sebenarnya jembatan perlintasan Gunung Sahari yang disebut-sebut menjadi kendala pembangunan Koridor V tak perlu terlalu dirisaukan. Tetap selalu ada jalan keluar jika Pemprov DKI dan pelaksana proyek itu melakukan koordinasi dengan Bagian Jalan dan Jembatan pada Daops I PT KA untuk mengatasinya. Pihak PT KA bersedia meninggikan atau menaikkan jembatan perlintasan tersebut.<br />Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI <strong>Whisnu Subagyo</strong> mengatakan, saat ini dia sedang melakukan koordinasi dengan Nurachman untuk uji coba bus transjakarta melewati kolong jembatan itu. (NAW/CAL)<a href="http://www.kompas.com/kompas-cetak/0608/12/metro/2875594.htm">Kompas</a> <br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1139426927853745418.post-1396352019761400352007-07-19T08:07:00.000+07:002008-01-07T23:22:28.170+07:00Operator koridor 4<span style="font-weight:bold;">PT. Jakarta Trans Metropolitan</span> untuk koridor IV dan VI<br /><br />Kebutuhan bus 88 unit dipenuhi oleh anggota konsorsium: <span style="font-weight:bold;">Mayasari Bakti</span> yang memiliki kewajiban menyediakan 18 unit, <span style="font-weight:bold;">PPD </span>12 unit, <span style="font-weight:bold;">Steady Safe</span> 21 unit sementara 37 melalui proses lelang [ant].<br /><br />Direktur Utama <span style="font-weight:bold;">Atang Sutisna</span><br />Direktur Umum dan Keuangan <span style="font-weight:bold;">Daryono </span><br />Direktur Operasi dan Teknik <span style="font-weight:bold;">I Gusti Ngurah Oka</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1139426927853745418.post-88224404201094557952007-01-27T18:00:00.000+07:002008-01-15T18:05:22.439+07:00Koridor 4-7 diresmikanMusik Betawi riuh terdengar di Ancol. Tampak pula beberapa artis lenong Betawi seperti Pak <span style="font-weight: bold;">Bolot </span> dan <span style="font-weight: bold;">Mpok Nori</span>. Suasana ini memeriahkan acara peresmian busway koridor IV-VII oleh Gubernur DKI Jakarta <span style="font-weight: bold;">Sutiyoso </span>alias <span style="font-weight: bold;">Bang Yos</span>.<br /><br />Peresmian ini digelar Sabtu (27/1/2007) pukul 09.00 WIB di shelter Taman Impian Jaya Ancol. Selain Sutiyoso, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol <span style="font-weight: bold;">Adang Firman</span> dan Pangdam Jaya Mayjen TNI <span style="font-weight: bold;">Liliek A Sumaryo</span> dijadwalkan hadir dalam acara tersebut.<br /><span id="fullpost"><br />Meski meriah musik Betawi, warga tak tampak menyemut. Hanya saja sekitar 200 personel polisi yang terlihat berjaga-jaga.<br /><br />Untuk pengoperasian sementara pada Sabtu ini, mulai pukul 16.00-22.00 WIB, akan digunakan 32 unit busway. Rinciannya, Koridor IV menggunakan 8 unit bus warna kuning, Koridor V menggunakan 8 bus warna abu-abu, Koridor VI menggunakan 8 bus warna biru, dan Koridor VII menggunakan 8 bus warna merah.<br /><br />Namun pada pengoperasian kendaraan favorit warga Jakarta ini, akan dikerahkan 216 unit bus dan 63 buah halte. Koridor IV memakai 15 halte, Koridor V memakai 15 halte, Koridor VI memakai 19 halte, dan Koridor VII memakai 14 halte.<br /><br />Anda tak sabar menjajalnya? Silakan saja, mumpung tarif yang diberlakukan masih menggunakan tarif lama. (detikcom - nvt / nvt )<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0